Masih ingat dengan ejaan/tulisan yang ada dalam gambar? Ya, bagi orang yang lahir, besar, atau tinggal di daerah Yogyakarta, Jawa Tengah dan mungkin Jawa Timur tidak asing dengan ejaan yang ada dalam image. Bangsa Indonesia sebenarnya kaya sekali dengan seni budaya yang begitu mengagumkan bila diresapi dengan sungguh-sungguh. Karena begitu sibuknya para elit politik di negeri ini dengan urusan pribadi dan golongan masing-masing, bagaimana kiat mempertahankan kedudukan atau bahkan merebut kedudukan di panggung politik seringkali membuat kesenian dan budaya yang begitu menawan, begitu unik, "diambil" dari negeri kita. Seperti kejadian beberapa waktu yang lalu, kesenian Reog Ponorogo, Angklung, Arca-arca dari peninggalan masa lalu, dan masih banyak lagi yang terbengkalai dan sayang sebenarnya untuk dilupakan begitu saja.
Kali ini saya hanya akan berbicara mengenai arti dibalik huruf Jawa tersebut, karena entah kenapa saya ingin sekali membuat sebuah tulisan ini, dengan maksud sebagai catatan untuk saya pribadi dan mungkin pengetahuan bagi teman-teman yang ikut membaca tulisan ini. Pegnertian huruf Jawa tersebut menurut sejarah ada berbagai versi seperti yang dijelaskan sini namun saya pribadi meyakini bahwa huruf jawa tersebut diciptakan oleh Aji Saka dalam penyesalannya dikarenakan kekeliruannya.Aji Saka adalah seorang pemuda berasal dari desa Medang Kawit, ia terkenal seorang yang sakti namun baik hati yang akhirnya menjadi raja yang adil dan bijaksana di kerajaan Medang Kamulan. Kisah lengkapnya ada di sini. Pada waktu belum dinobatkan menjadi raja, ia terkenal sebagai pengembara dan mempunyai seorang abdi yang sangat setia. Saat akan menuju ke kerajaan Medang Kamulan ia meninggalkan senjata pusaka di suatu tempat dan menyuruh abdinya itu menjaga dengan pesan bahwa selain Aji Saka yang meminta tidak boleh diberikan kepada siapapun. Kemudian setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia mengutus senopatinya yang setia untuk mengambil pusaka tersebut. Ini adalah arti dari Ha Na Ca Ra Ka (ada dua abdi setia).
Senopati itu pun melaksanakan tugas seperti yang diperintahkan sang raja. Namun saat bertemu dengan abdi yang pertama, abdi tersebut tidak mau menyerahkan pusaka tersebut dengan berpegang pada mandat dari Aji Saka sebelum menjadi raja. Sama-sama mempertahankan mandatnya masing-masing maka pertempuran pun terjadi. Para abdi Aji Saka yang sama kuatnya itu akhirnya mati bersama-sama. Arti dari Da-Ta-Sa-Wa-La Pa-Da-Ja-Ya-Nya Ma-Ga-Ba-Ta-Nga (sama-sama kuat dan akhirnya mati bersama). Aji Saka yang kehilangan dua abdi setianya itupun merasa sangat menyesal. Dalam penyesalannya itu Aji Saka menciptakan tulisan jawa ini sebagai penghormatan bagi kedua abdinya. Begitulah ... menurut yang saya dengar. Cerita ini juga baru saja saya tahu dengan tanpa sengaja saat baca-baca di perpus. Saat SD dulu saya tidak pernah diajarkan mengenai asal muasal ejaan ini. Soalnya mau nulis aja susah kali ya apalagi ngapalin cerita asal muasalnya. Tapi paling tidak kita sebagai warga negara yang baik terutama untuk saya sendiri sebagai keturunan orang jawa mengerti dan mewariskan kebudayaan jawa ... yang konon katanya adiluhung. Bagaimana dengan anda, setuju dengan pendapat saya? atau punya pendapat lain? silakan berkomentar jika memang berkenan?
Travel Agency | Science | Tours & travel | Shopping guide | Brand Fluence | Hotels Deal
Kali ini saya hanya akan berbicara mengenai arti dibalik huruf Jawa tersebut, karena entah kenapa saya ingin sekali membuat sebuah tulisan ini, dengan maksud sebagai catatan untuk saya pribadi dan mungkin pengetahuan bagi teman-teman yang ikut membaca tulisan ini. Pegnertian huruf Jawa tersebut menurut sejarah ada berbagai versi seperti yang dijelaskan sini namun saya pribadi meyakini bahwa huruf jawa tersebut diciptakan oleh Aji Saka dalam penyesalannya dikarenakan kekeliruannya.Aji Saka adalah seorang pemuda berasal dari desa Medang Kawit, ia terkenal seorang yang sakti namun baik hati yang akhirnya menjadi raja yang adil dan bijaksana di kerajaan Medang Kamulan. Kisah lengkapnya ada di sini. Pada waktu belum dinobatkan menjadi raja, ia terkenal sebagai pengembara dan mempunyai seorang abdi yang sangat setia. Saat akan menuju ke kerajaan Medang Kamulan ia meninggalkan senjata pusaka di suatu tempat dan menyuruh abdinya itu menjaga dengan pesan bahwa selain Aji Saka yang meminta tidak boleh diberikan kepada siapapun. Kemudian setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia mengutus senopatinya yang setia untuk mengambil pusaka tersebut. Ini adalah arti dari Ha Na Ca Ra Ka (ada dua abdi setia).
Senopati itu pun melaksanakan tugas seperti yang diperintahkan sang raja. Namun saat bertemu dengan abdi yang pertama, abdi tersebut tidak mau menyerahkan pusaka tersebut dengan berpegang pada mandat dari Aji Saka sebelum menjadi raja. Sama-sama mempertahankan mandatnya masing-masing maka pertempuran pun terjadi. Para abdi Aji Saka yang sama kuatnya itu akhirnya mati bersama-sama. Arti dari Da-Ta-Sa-Wa-La Pa-Da-Ja-Ya-Nya Ma-Ga-Ba-Ta-Nga (sama-sama kuat dan akhirnya mati bersama). Aji Saka yang kehilangan dua abdi setianya itupun merasa sangat menyesal. Dalam penyesalannya itu Aji Saka menciptakan tulisan jawa ini sebagai penghormatan bagi kedua abdinya. Begitulah ... menurut yang saya dengar. Cerita ini juga baru saja saya tahu dengan tanpa sengaja saat baca-baca di perpus. Saat SD dulu saya tidak pernah diajarkan mengenai asal muasal ejaan ini. Soalnya mau nulis aja susah kali ya apalagi ngapalin cerita asal muasalnya. Tapi paling tidak kita sebagai warga negara yang baik terutama untuk saya sendiri sebagai keturunan orang jawa mengerti dan mewariskan kebudayaan jawa ... yang konon katanya adiluhung. Bagaimana dengan anda, setuju dengan pendapat saya? atau punya pendapat lain? silakan berkomentar jika memang berkenan?
Travel Agency | Science | Tours & travel | Shopping guide | Brand Fluence | Hotels Deal