10 November 2008

Menjadi Pahlawan masa kini, sebuah pilihan

Masih ingatkah anda apa yang terjadi beberapa dekade yang lalu, tepatnya tanggal 10 November 1945. Bulan September, Oktober, November memang penuh dengan peringatan Kepahlawanan bagi bangsa Indonesia. Mulai dari 30 S/PKI (dengan berbagai kontroversi dan rekayasa, tanpa tahu kebenarannya, hanya segelintir orang yang mungkin tahu namun terpaksa tutup mulut karena banyaknya tekanan) kemudian Kesaktian Pancasila (ini juga apakah masih ada atau tidak) kemudian 05 Oktober kita peringati sebagai hari ABRI. Dan yang paling menjadi salah satu tonggak sejarah adalah peringatan 10 November 1945, yang sekarang kita peringati sebagai hari Pahlawan. Dengan bekal alat seadanya, para pendahulu kita gagah berani melawan tentara sekutu yang diboncengi oleh Belanda. Lalu apakah sekarang masih perlu adanya pahlawan?

Tentu saja pertanyaan ini tidak akan muncul jika setiap orang di negeri ini mengerti akan arti pahlawan. Pahlawan tidak harus maju ke medan perang, pahlawan masa kini jauh lebih berat (kalau menurut saya) karena musuh yang kita hadapi tidak kelihatan wujudnya. Lalu apa sebenarnya musuh kita saat ini? Musuh yang harus kita hadapi saat ini adalah kemalasan, kemunafikan, keegoisan, dan berbagai macam sifat-sifat duniawi yang tidak mencerminkan jiwa kepahlawanan. So, mampukah kita menghadapinya? Dengan kesadaran pribadi dan dukungan dari lingkungan di sekitar kita terutama di keluarga masing-masing saya yakin kita mampu menghadapinya, dan menjadikan bangsa kita bangsa yang besar, bangsa yang tidak hanya bisa berkata “kami menghargaimu pahlawan” tapi juga turut serta menjadi seorang pahlawan sejati masa kini. Menjadi seorang wanita atau laki-laki tidak bisa ditawar-tawar, tapi mau atau tidak ikut berpartisipasi itu adalah pilihan. Jadi tentukan pilihan Anda sekarang!